Dewan
Pimpinan Pusat PDI PERJUANGAN
PDI
Perjuangan mengapresiasi atas penyelenggaraan Pilkada 2018 yang berlangsung
aman dan damai. Karenanya, PDI Perjuangan menyampaikan terima kasih kepada
jajaran KPU, Bawaslu, aparat Polri dan TNI. Terima kasih juga kepada seluruh
masyarakat bahwa Pilkada serentak nyaris tanpa insiden. Masyarakat sudah
dewasa, hanya elite tertentu yang gemar menggerutu membuat suasana damai
demokratis dirusak oleh kecurigaan. Sementara rakyat sudah cukup dewasa. Hal
ini sekaligus menunjukkan Presiden Jokowi telah sukses menjaga amanah rakyat,
dan PDI Perjuangan telah menunjukkan sebuah konstestasi yang beradab dengan
tidak menghalalkan segala cara seperti cara-cara sebelum 2014.
Bagi
PDI Perjuangan, hasil Pilkada harus dilihat secara utuh. Bukan hanya pemilihan
17 provinsi, tapi juga pemilihan ratusan bupati dan walikota. Sebab, dalam
sistem otonomi daerah, posisi walikota dan bupati sangatlah strategis, karena
mereka yang memegang wilayah. Sementara Gubernur sifatnya koordinatif.
Bagi
PDI Perjuangan, hasil Pilkada di tingkat kabupaten/kota dan provinsi adalah
kemenangan dan kisah sukses dari komitmen kaderisasi Partai. Dalam konteks itu,
kami berhasil melawan pragmatisme mengambil sembarang tokoh yang tidak
jelas asal usul ideologi dan komitmennya, dan PDI Perjuangan kukuh mengajukan
kader untuk maju Pilkada. Dan untuk mendukung komitmen ini, PDI Perjuangan
menyelenggarakan sekolah Partai untuk calon kepala daerah, dan juga dilakukan
psikotest.
Kalau
untuk sekedar menang kalah, tentu PDI Perjuangan akan mengusung figur yang elektabilitasnya
paling tinggi, tidak harus memperhatikan apakah itu kader atau bukan, dan
bagaimana komitmen ideologinya. Tetapi, sebagai partai ideologis, PDI
Perjuangan sangat memperhatikan bagaimana aspek kepemimpinan ke depannya
setelah terpilih menjadi kepala daerah.
Dari
penghitungan cepat (quick count), dimana PDI Perjuangan berhasil memenangi 6
Pilkada Provinsi menunjukan bagaimana kaderisasi yang berhasil melahirkan
kepemimpinan, seperti Ganjar Pranowo yang menang di Jawa Tengah, I Wayan Koster
di Bali, Barnabas Orno sebagai calon wakil gubernur Maluku mendampingi Murad
Ismail. Kemudian kader PDI Perjuangan di Pilkada Papua, Jhon Wempi Wetipo
(wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Papua) yang menjadi calon gubernur Papua, dan
berdasarkan hitungan sementara masih unggul. Calon yang diusung PDI Perjuangan
juga unggul di Sulsel dan Maluku Utara.
Kemudian
dari Pilkada di 154 kabupaten/kota, PDI Perjuangan mengajukan pasangan calon di
151 kabupaten/kota, sementara 3 kabupaten/kota tidak ikut mencalonkan yakni Kab.
Pamekasan, Hulu Sungai Selatan, dan Paniai. Dan dari 151 yang kita usung, 33
kader calon kepala daerah, dan 38 kader calon wakil kepala daerah dalam
hitungan cepat dinyatakan menang.
Komitmen
kaderisasi yang satu tarikan nafas dengan mekanisme pengusungan calon di
Pilkada ini bisa ditunjukkan dengan banyaknya kepala daerah berprestasi,
seperti Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Bupati Kulonprogo Hasto Wardoyo,
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Walikota Semarang Hendrar Prihadi,
Bupati Baggai Herwin Yatim, Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, dan Bupati
Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, serta Bupati Kudus Mustofa.
Komitmen Partai menunjuk kader seperti Pak Jokowi
untuk memimpin negeri agar program kerakyatan yang disiapkan oleh Partai
sungguh-sungguh dijalankan. Seperti kepemimpinan Presiden Jokowi, dimana
mayoritas program-program Perjuangan Partai benar-benar dijalankan pemerintah
saat ini. Termasuk program yang telah dikonsep oleh Partai sejak tahun 2008,
waktu Pak Jokowi menjabat Walikota Solo. Sehingga ketika menjadi Presiden,
berhasil melaksanakan dan menjalankan tugasnya dengan baik. Pak Jokowi adalah
contoh kader yang dipersiapkan sejak lama.
sumber: pdiperjuangan.id